pasecrets.com – Pilkada Jakarta 2024 telah menetapkan pasangan Pramono Anung-Rano Karno sebagai pemenang dengan perolehan suara 50,07%, sementara pasangan Ridwan Kamil-Suswono hanya meraih 39,4% suara. Kekalahan ini menjadi sorotan karena Ridwan Kamil didukung oleh banyak partai besar dan tokoh politik nasional seperti Jokowi dan Prabowo. Berikut adalah analisis faktor-faktor utama yang menyebabkan kekalahan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024.
Salah satu faktor utama kekalahan Ridwan Kamil adalah blunder dan pernyataan kontroversial yang dilontarkannya selama kampanye. Ridwan Kamil pernah membuat cuitan yang dianggap menyinggung warga Jakarta, yang kemudian memicu resistensi dari masyarakat. Pernyataan-pernyataan ini membuat citra Ridwan Kamil menjadi negatif di mata pemilih Jakarta.
Meskipun didukung oleh koalisi besar yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, mesin politik Ridwan Kamil-Suswono tidak berjalan dengan baik. Koalisi ini dianggap tidak solid dan kurang kompak, sehingga tidak mampu memaksimalkan potensi dukungan yang ada. Hal ini menyebabkan mesin politik Ridwan Kamil-Suswono melempem jelang pencoblosan.
Ridwan Kamil dianggap kontraproduktif dalam kampanye-kampanyenya. Meskipun memiliki rekam jejak yang baik Medusa88 alternatif sebagai Gubernur Jawa Barat, citra Ridwan Kamil tidak cukup kuat untuk menarik simpati pemilih Jakarta. Sebaliknya, pasangan Pramono Anung-Rano Karno berhasil melaju karena figur keduanya yang lebih diterima oleh masyarakat Jakarta.
Kehadiran Dharma Pongrekun-Kun Wardana sebagai calon independen juga menjadi faktor penting dalam kekalahan Ridwan Kamil-Suswono. Meskipun Dharma Pongrekun-Kun Wardana kalah telak dalam Pilkada Jakarta 2024, mereka tetap mendapatkan suara sekitar 10%. Suara ini dianggap berasal dari basis pendukung yang seharusnya mendukung Ridwan Kamil-Suswono, sehingga menyebabkan suara Ridwan Kamil-Suswono terpecah belah.
Selain faktor-faktor di atas, Ridwan Kamil-Suswono juga dihadapkan pada keterbatasan dana kampanye. Dana yang tidak mencukupi membuat tim kampanye tidak dapat melakukan strategi pemenangan yang efektif. Hal ini berdampak pada kurangnya intensitas kampanye dan sosialisasi program yang dilakukan oleh Ridwan Kamil-Suswono.
Ridwan Kamil juga mendapatkan resistensi dari kelompok suporter sepak bola Jakmania. Hubungan yang kurang harmonis dengan kelompok ini membuat Ridwan Kamil kehilangan dukungan dari basis massa yang signifikan di Jakarta.
Kekalahan Ridwan Kamil-Suswono di Pilkada Jakarta 2024 disebabkan oleh beberapa faktor utama, termasuk blunder dan pernyataan kontroversial, mesin politik yang tidak solid, figur yang kontraproduktif, pengaruh Dharma Pongrekun-Kun Wardana, keterbatasan dana kampanye, dan resistensi dari kelompok suporter. Faktor-faktor ini secara bersama-sama menyebabkan Ridwan Kamil-Suswono tidak mampu meraih suara mayoritas di Jakarta.